JURNAL
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
SEDIAAN STERIL
PENCUCIAN
DAN STERILISASI ALAT DAN KEMASAN
Disusun
Oleh : Kelompok B-4
1. Elvira
Yuliana 152210101037
2. Riska
Fauriyah 152210101040
3. Gayuh
Fatoni 152210101042
4. Retno
Ayu N. 152210101043
5. Dewi
Enggar F. 152210101044
6. Ni
Made Ayu K. 152210101049
LABORATORIUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
JEMBER
2018
A.
Tujuan Praktikum
Mahasiswa
dapat melakukan pencucian dan sterilisasi alat dan kemasan dengan metode yang
sesuai.
B.
Latar Belakang
Sterilisasi merupakan tahapan
penting yang wajib dilakukan dalam produksi obat – obatan dalam bidang
kefarmasian. Bahan dan alat yang digunakan pada produksi obat – obatan harus
dalam keadaan steril, dimana bisa dijelaskan bahwa sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, yang dalah hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat
dalam suatu benda.
Pada prinsipnya, yang
termasuk sediaan ini antara lain sediaan parental preparat untuk mata dan
preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parental merupakan jenis sediaan
yang unik di antara bentuk sediaan obat terbagi – bagi, karena sediaan ini
disuntikan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian tubuh yang paling
efesien, yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari
kontaminasi mikroba dan dari bahan – bahan toksis lainnya, serta harus memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan
produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis
kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologis (Priyambodo,
B., 2007).
Sterilisasi dalam bidang farmasi
memiliki yaitu untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme pada proses
produksi obat – obatan, sehingga ketika produksi obat tidak menyebabkan
kerusakan pada obat, penurunan terapeutik obat hingga menimbulkan infeksi yang
tidak diinginkan.
Tidak hanya itu sebelum dilakuakan sterilisasi, hal yang
paling penting dalam proses produksi obat adalah pencucian dan pengeringan
alat. Pencucian alat sendiri merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
membersihkan kontaminan yang terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan,
sedangkan pengeringan alat sendiri dilakukan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi ulang. Melakukan pencucian, pengeringan, dan sterilisasi alat dan
bahan merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dan harus dilakukan.
Wadah berhubungan erat dengan
produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang benar-benar tidak
reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia mempengaruhi
kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama
dalam pemilihan wadah pelindung adalah polipropilen dan kopolimer
polietilen – polietilen. Wadah terbuat dari berbagai macam bahan, wadah
plastik, wadah gelas, dan wadah dari karet. Wadah Gelas masih tetap merupakan
bahan pilihan untuk wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada dasarnya
tersusun dari silkon dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika dan kimia
dengan oksida – oksida seperti oksida natrium, kalium, kalsium, magnesium,
alumunium, boron, dan besi. Gelas yang paling tahan secara kimia hampir
seluruhnya tersusun dari silikon dioksida, tetapi gelas tersebut relatif rapuh
dan hanya dapat dilelehkan dan dicetak pada temperatur
tinggi (Lachman, 1994).
Berdasarkan uraian
diatas pengetahuan tentang teknik sterilisasi dan pencucian alat sangat dibutuhkan untuk melatar belakangi
praktikum sterilisasi ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sterilisasi serta melakukan pencucian alat guna menambah
pengetahuan dan keterampilan.
C. Dasar
Teori
1. Pengertian
Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan
tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain
untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant
(Pratiwi, 2006).
2. Cara
Sterilisasi
Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu:
Terminal Sterlization (sterilisasi
akhir). Menurut PDA Technical Monograph dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Overkill
Method
yaitu
metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada suhu 121C selama
15 menit.Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan
panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah karena lebih
efisien, cepat, dan aman.
b. Bioburden
Sterilitation
merupakan
suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat
terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi
sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang
dipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yang dapat mengalami degradasi kandungan
bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan
Dextrose yang bila dipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl
Furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.
c. Aseptic
Processing
Metode
ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter
khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi dan
dimasukkan kedalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara,
material, peralatan, dan petugas telah terkontrol sedemikian hingga kontaminasi
mikroba tetap berada pada level yang dapat diterima dalam clear zone.
3. Macam-macam
sterilisasi
1. Sterilisasi
secara fisik
Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
·
Pemanasan
a.
Pemijaran (dengan api
langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b.
Panas kering:
sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c.
Uap air panas: konsep
ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan
metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.
Uap air panas
bertekanan : menggunalkan autoklaf
·
Penyinaran dengan UV
Sinar
Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV
2. Sterilisai
secara mekanik (filtrasi)
Di
dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika
terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah
dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan
secara fisik paling banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus
misalntya filter berkefeld, filter chamberland, dan filter seitz. Jenis filter
yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.
Penyaringan
dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan
penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme
dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang
melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang
dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat
menahan virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi
dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka
tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
·
Menyaring cairan
Hal dapat dilakukan dengan berbagai
filter seperti saringan Seitz, yang menggunakan saringan asbestos sebagai alat
penyaringannya; saringan berkefeld, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
tanah diatom; saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan
porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan
porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu sulit untuk dibersihkan.
·
Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah
steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan
kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus
ditutup denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas
yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam. Untuk mencegah pencemaran oleh
kuman-kuman udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat
yang disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring
terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu
pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi
lagi.
3. Sterilisaisi
secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya
dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil
alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat
efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora.
Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol,
tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung
pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit
sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara
lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen
feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam
berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
4. Sterilisasi
radiasi
Sterilisasi
dengan radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan
untuk mensterilkan jaringanyang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk
jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi,sterilisasi radiasi dilakukan pada
temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah strukturjaringan, tidak
meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virussampai
batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat
Celsius.Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi
D. Alat
dan Bahan
Alat
·
Kaca arloji
·
Batang pengaduk
·
Pipet tetes
·
Pinset
·
Gelas ukur
·
Sendok porselen
·
Corong
Bahan
·
Natrium Karbonat
·
Tepol
·
Aquadest
·
Alkhol
·
Hcl encer
Objek
Sterilisasi
No.
|
Nama alat
|
Jumlah
|
Ukuran
|
Sterilisasi
|
Waktu
|
1.
|
Kaca arloji
|
2
|
d= 5 cm
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
2
|
d= 7 cm
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
||
2.
|
Beaker glass
|
2
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
|
3.
|
Erlenmeyer
|
2
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
|
4.
|
Spatel
|
1
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
|
5.
|
Gelas ukur
|
2
|
Autoklaf – 115˚C
|
30’
|
|
6.
|
Tutup infus
|
2
|
Autoklaf – 115˚C
|
30’
|
|
7.
|
Botol tetes mata
|
2
|
Autoklaf – 115˚C
|
30’
|
|
8.
|
Vial
|
2
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
|
9.
|
Tutup vial
|
2
|
Otoklaf – 115˚C
|
30’
|
|
10.
|
Botol serbuk
|
2
|
Oven – 180˚C
|
30’
|
E.
Metode dan Pelaksanaan
1. Pencucian
Alat Gelas
2. Pencucian
Alat Alumunium
3. Pencucian
Alat Karet
4. Pengeringan
Alat
Bakteri biasanya berkembang biak pada
lingkungan yang basah, sehingga alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum
steril harus dikeringkan terlebih dahulu untuk meminimalisir jumlah mikroba. Alat pengering dapat dikelompokkan
menjadi 2, berdasarkan jenis bahan yang dikeringkan, yaitu pengering bahan
padat dan pasta, seperti pengering rak, pengering konveyor, pengering rotary,
pengering flash, pengering beku, dan pengering fluidized bed; pengering bahan
cair, seperti spray dryer dan drum dryer.
Banyaknya jenis
alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup untuk menentukan penggunaan
alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis bahan/produk yang akan
dikeringkan (Mardliyan dan hardiyan, 2012).
Berikut cara pengeringan menggunakan hairdryer.
5. Pembungkusan
Alat
Sebelum alat-alat disterilkan dalam oven, sebaiknya dibungkus dahulu dengan kertas, tujuanya untuk mencegah kontaminasi pada waktu pendinginan dan penyimpanan. Berikut cara kerja pembungkusan obyek dengan kertas ataupun kain muslin.
6. Sterilisasi
Menggunakan Autoklaf
Sterilisasi
Menggunakan teknik panas basah dengan Uap Air Panas Bertekanan Tinggi
(Autoklaf)
Ø Besar
tekanan Autoklaf :
15 Psi atau 2 Atm
Ø Suhu
yang digunakan :
121℃
selama 15 Menit
Ø Suhu
yang digunakan :
115 ℃
selama 20 Menit
7. Sterilisasi
Menggunakan Oven
Sterilisasi
dengan oven termasuk sterilisasi kering,
biasanya digunakan untuk alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, beaker glas,
corong dll. Menurut Lukas (2006), kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi
panas kering dengan menggunakan oven steril adalah
Ø Suhu
yang digunakan :
170 ℃
selama 1 Jam
Ø Suhu
yang digunakan :
160 ℃
selama 2 Jam
Ø Suhu
yang digunakan :
150 ℃
selama 2,5 Jam
Ø Suhu
yang digunakan : 140 ℃ selama 3 Jam
DAFTAR
PUSTAKA
Arisanti, Diana.
2004. Efektivitas Sterilisasi
Menggunakan Sinar Ultraviolet
Terhadap Penurunan Angka
Kuman Udara Di
Ruang Operasi Ibs
Rsud Tugurejo Semarang.
Semarang: Unpublished
Barrow.
G.I and R.K.A.Feltham. 1993. Cowan and Steel’s. Manual for the Identification of
Medical Bacteria. Third Edition. Cambridge University Press
Dwijoseputro,
S. 1994. Sterilisasi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Kanig,
Lachman & Lieberman. 1994. Teori
dan Praktek Farmasi Industri II. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Priyambodo,
B. 2007. Manajemen Farmasi Industri.
Global Pustaka Utama. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar